MEMBANGKITKAN
WARNA IKAN
Meskipun judul tulisan
ini adalah memaksimalkan warna ikan, jangan terlalu berharap akan ditemukan
ramuan atau resep ajaib
yang dapat membangkitkan warna ikan anda seperti yang anda kehendaki dalam
waktu sekejap, seperti sering di iklankan oleh banyak produk pakan ikan
pembangkit warna. Dalam uraian ini akan dijelaskan bagaimana warna ikan
terbentuk dan apa sebenarnya fungsi warna tersebut pada ikan yang bersangkutan.
Dengan demikian, diharapkan kita akan lebih memahami anugrah warna-warni yang
diberikan pada ikan oleh ibu alam dan bagaimana kita bisa menyiasatinya dengan
benar agar ikan berwarna cemerlang tanpa perlu melakukan penyiksaan
baik langsung maupun tidak langsung pada ikan yang kita perlihara, hanya karena
kita ingin ikan tersebut mempunyai penampilan warna seperti yang kita
kehendaki.
Warna
pada Ikan
Berbagai warna-warni
indah pada ikan pada dasarnya dihasilkan oleh sel-sel pigmen (chromatophore)
yang terletak di dalam kulit ikan. Sel-sel tersebut masing-masing mempunyai
nama sesuai dengan jenis-jenis pigmen yang dikandungnya, yaitu: Melanophores,
Erythophores, Xanthophores, dan Guanophores atau Iridophores. Melanophores
merupakan sel yang mengandung pigmen hitam, atau coklat-hitam yang dikenal
sebagai melanin. Erythophores merupakan sel yang mengandung pigmen merah dan
xanhothopores berisi pigmen kuning.
Berbeda dengan sel-sel
sebelumnya guanophores atau iridophores tidak mengandung pigmen. Alih-alih
pigmen, sel ini mengandung kristal-kristal guanin yang mampu memantulkan atau
memendarkan cahaya kedalam komponen warna penyusunnya. Apabila anda melihat
tampilan warna metalik pada ikan maskoki atau warna perak pada berbagai jenis
ikan tertentu, atau warna pelangi pada ikan cupang, itu merupakan salah satu
unjuk kerja dari iridophore. Warna yang dihasilkannya sering disebut sebagai
iridesence.
Sel-sel penyadang
pigmen ini berbentuk menyerupai bintang. Dengan mengatur sebaran pigmen dalam
sel-sel tersebut ikan akan menampilkan warna berbeda tergantung pada emosinya.
Sebagai contoh mungkin anda pernah menyaksikan keindahan ikan manvis dengan
garis-garis hitam vertikal pada tubuhnya. Pada kondisi tertentu garis-garis tersebut
tiba-tiba bisa hilang dan ikan berubah menjadi pucat pasi. Perubahan cepat
demikian dapat terjadi sebagai akibat pergerakan butiran pigmen melanin dalam
sel. Apabila butiran melanin tersebar merata pada seluruh bagian sel, maka sel
yang bersangkutan akan dapat menyerap sinar dengan sempurnya, sehingga sel
tersebut akan tampak berwarna hitam. Pada saat ikan ketakutan butiran-butiran
pigmen ini akan berkumpul didekat pusat atau init sel (nucleus), sehingga ikan
yang bersangkutan akan tampak berwarna pucat.
Gambar 1.
Contoh
penyebaran butiran pigmen pada sel-sel pengatur warna ikan dan pengaruhnya pada
penampilan ikan yang bersangkutan. Contoh kasus ikan manvis. Dalam gambar
ditunjukkan bagaima garis bar hitam pada ikan manvis menghilang apabila ikan
tersebut ketakutan. Pada ikan manvis dalam kondisi normal butiran melanin
tersebar merata diseluruh melanophore (kiri). Pada saat ketakutan butiran
melanin berkumpul di sekitar inti sel, sehingga ikan tampak memucat (kanan).
Mekanisme pergerakan
butiran pigmen pada ikan dikendalikan oleh hormon-hormon tertentu sebagai
akibat reaksi terhadap kondisi lingkungan ikan yang berangkutan. Oleh karena
itu, ikan bisa tampak berbeda pada kondisi lingkungan berbeda. Pada jenis ikan
tetentu hal ini bahkan digunakan sebagai alat kamuflase untuk mengelabui musuh
atau pemangsanya. Warna atau pola warna atau corak warna dasar ikan sepenuhnya
ditentukan oleh factor genetic ikan yang bersangkutan, yang diwariskan dari
tetuanya secara turun temurun.
Tampilan warna ikan selain
ditentukan oleh jumlah dan konsentrasi sel-sel warna, juga ditentukan oleh
kedalaman letak sel tersebut dalam lapisan kulit. Sebagai contoh, warna biru
pada ikan dihasilkan oleh sel warna hitam yang terletak lebih jauh dibawah
permukaan kulit ikan.
Warna pada ikan bisa
berubah dengan semakin tua ikan tersebut, hal ini sering terjadi misalnya pada
ikan koi, dimana warna ikan cenerung memudar setelah tua. Hal ini terjadi
karena jumlah sel warna ikan diduga bersifat tetap. Dengan bertambah besarnya
tubuh ikan, sel-sel tersebut tidak bisa lagi memenuhi luas permukaan yang harus
didukungnya sehingga pada akhirnya warna ikan cenderung memudar. Perubahan juga
bisa terjadi sebagai akibat kedudukan sel-sel warna dalam lapisan kulit.. Ikan
yang memiliki sel-sel warna (chormatophore) diseluruh lapisan kulit akan
cenderung memiliki warna pekat permanen dan stabil, sedangkan chromatophore
yang hanya terletak di lapisan permukaan saja bisa hilang setelah waktu
tertentu. Sebagai contoh, pada ikan panda muda, akan tampak memiliki warna
hitam dipunggungnya yang akan menghilang setelah ikan tersebut berumur 3 tahun.
Bahkan pada ikan jenis cichlid, perubahan ini sering terjadi sehingga sering
dijumpai ikan golongan cichlid muda berbeda pola warnya dengan ikan cichlid dewasa,
seperti misalnya pada jenis ikan Uaru. Perubahan warna sebagai akibat
pertambahan usia ini sering dikenal dengan istilah mutasi warna.
Dalam lingkungan
akuarium beberapa kondisi tertentu dapat menyebakan sel-sel warna ikan
berkontraksi sehinga menghasilkan berbagai tampilan warna berbeda untuk
sementara waktu, yaitu:
• Peningkatan kadar bahan pencemar dalam
air, seperti ammonia, nitrit, dan nitrat. Hal ini akan menyebabkan sel warna
berkonraksi sehingga ikan cenderung akan berwarna pucat.
• pH dan kesadahan. Pigmen merah cenderung
akan menyebar merata pada air berkesadah lebih rendah dan ber pH lebih rendah.
Sedangkan pimen hitam cenderung menyebar merata pada air berkesadahan lebih
tinggi dan ber pH lebih tinggi.
• Warna latar. Pada warna latar pucat, sel
warna ikan akan cenderung berkontraksi agar ikan menyesuaikan warna tubuhnya
sepucat mungkin. Sedangkan pada kondisi sebaliknya ikan akan bereaksi
sebaliknya pula.
• Penambahan garam kedalam akuarium dapat
pula menyebabkan sel warna ikan berkontraksi. Begitu pula dengan pemberian
obat-obatan seperti antibiotik, atau obat-obatan berbahan dasar malchite green.
• Temperatur. Pada temperatur lebih tinggi
sel warna ikan akan berkontraksi sehingga ikan cenderung berwarna lebih pucat.
Seperti halnya binatang
pada umumnya, termasuk manusia, ikan tidak bisa memproduksi pigmennya sendiri.
Pigmen tersebut harus disuplai dari luar tubuhnya. Sedangkan pigmen hanya bisa
diproduksi oleh tanaman. Oleh karena itu, agar ikan mampu menonjolkan warnanya
dengan optimal, dietnya perlu mengandung pigmen yang diperlukannya. Meskipun
demikian perlu diperhatikan bahwa ikan hanya membutuhkan pigmen dalam jumlah
seperlunya saja. Pemberian diet pigmen yang berlebih, akan dikeluarkan oleh
ikan sebagai kotoran, sehingga tindakan demikian boleh dikatakan hanya akan
merupakan tindakan pemborosan, mengingat bahan-bahan demikian biasanya
mempunyai harga relatif tinggi.
Fungsi
Warna pada Ikan
Fungsi warna pada ikan,
tidak terlalu mudah diterangkan, bahkan cenderung rumit dan sangat beragam.
Meskipun demikian salah satu fungsi utamanya adalah sebagai pengenal jenisnya.
Sebagai contoh kita mengenali berbagai jenis Louhan dari perbadaan corak
warnanya. Sehingga kita bisa membedakan satu dengan lainnya bahkan dengan jenis
cichlid lainnya seperti mujair misalnya. Begitu juga sesama ikan akan mengenali
jenisnya dari tampilan pola dan corak warna tersebut. Dengan demikian mereka
tidak akan salah dalam memilih kelompok atau teman bermainnya. Kesalahan dalam
mengenali jenisnya ini bisa berakibat fatal pada ikan yang bersangkutan.
Warna pada setiap jenis
ikan telah berevolusi dalam rentang waktu yang lama dan telah beradaptasi
dengan lingkungannya sedemikian rupa terutama pada warna latar belakang
lingkungannya, kejernihan air, jenis predator, ketajaman penglihatan, dan cara
kawin. Oleh karena itu setiap jenis ikan tampak telah mempunyai cara tersendiri
untuk melihat ikan lain apakah sebagai teman kencannya yang cantik dan sexy,
atau sebagai makanan yang enak dimangsa.
Hal tersebut diatas sering
pula merupakan salah satu factor yang perlu diperhatikan untuk mensiasati agar
ikan yang diperlihara dapat menampilkan warnanya secara optimal, ketika harus
diperlihara dalam akuarium. Berbagai perubahan warna bisa berubah secara cepat
pada ikan dalam lingkungan akuarium. Meskipun demikian, apabila kita mencoba
memahami perilaku ikan dan tatakrama
warna yang dihasilkannya, hal tersebut bisa dijadikan patokan untuk membuatnya
selalu berwarna cemerlang. Tentu saja selama hal tersebut dilakukan dengan
cara-cara yang wajar dan tidak sampai menimbulkan kesengsaraan pada ikan yang
bersangkutan.
Warna pada ikan juga
befungsi untuk mengelabui pemangsanyanya. Dengan mengubah warnanya sedemikian
rupa ikan tertentu akan menjadi sulit dikenali oleh pemangsanya sehingga mereka
bisa meloloskan diri dari sergapannya. Selain itu warna juga berfungsi sebagai
daya tarik seksual bagi lawan jenisnya. Ikan jantan sering menunjukkan
warna-warni yang lebih meriah sebagai daya tarik seksual. Pada periode-periode
terentu warna warna tersebut bisa jauh lebih cemerlang dari biasanya, khususnya
pada saat menjelang musim kawin. Selain dengan kindahan warna sering pula
dibarengi dengan asesoris lain yang tidak kalah menarik, seperti bentuk sirip
(cupang), atau jenong (beberapa keluarga cichlid).
Gambar 2.
Dua
penampilan pola warna berbeda pada ikan Uaru (Uaru amphicathoides) pada saat
masih muda (atas) dan setelah dewasa (bawah). Pola warna padasat masih muda
diperlukan oleh ikan tersebut sebagai kamuflase terhadap lingkungannya agar
terhindar dari pemangsanya. Perubahan pola warna yang terjadi, antar pola warna
saat mudah dan dewasa dikenal sebagai mutasi
Beberapa jenis ikan
diketahui juga mempunyai sifat polimorfisme, yaitu suatu jenis ikan yang
mempunyai tampilan warna berbeda tergantung lingkungannya. Guppy merupakan
salah satu contoh ikan yang mempunyai sifat polimorfisme. Polimorfisme
diketahui juga ditentukan oleh kehadiran ikan pemangsa, yang telah menyebabkan
ikan tersebut mengalamai evolusi sedemikian rupa. Ikan yang sama di habitat
yang berbeda dengan kehadiran ikan pemangsa yang banyak akan menampilkan
perbedaan variasi warna yang berbeda dibangdingkan dengan ikan jenis sama di
habitat berbeda tanpa kehadiran ikan pemangsa. Sebagai contoh ikan Midas asal
Nicaragua bisa terdiri dari dua variasi warna, yaitu warna kuning terang, dan
warna gelap dengan garis-garis tegak. Midas berwarna kuning terang bisa
dominan, dan sering menjadi pilihan bagi Midas-midas betina. Akan tetapi pada
habitat yang banyak dijumpai jenis ikan pemangsanya, Midas dengan warna gelap
bergaris tegak akan hidup dengan subur dan dominan. Pada kasus ini terlihat
bahwa kedua variasi warna ini tergolong dalam satu jenis ikan yang sama, tapi
dalam hubungannya dengan ikan pemangsa atau dengan musuh alaminya akan tampak
bahwa salah satu jenis dari keduanya memiliki keunggulan.
Dengan sifat-sifat
warna tersebut para akuaris diharapkan agar bisa lebih mampu menikmati warna
ikan sebagaimana seharusnya. Sering dijumpai jenis ikan yang akan memancarkan
warna indah dari sisi pandangan manusia pada saat kondisinya justru sedang
stress Sehingga sering agar kita bisa melihat keindahan
warna ikan tersebut dengan membuatnya stress. Tentunya bukan merupakan tindakan
yang bijaksana kalau kita membiarkan ikan tersebut dalam kondisi stress terus
menerus, agar kita bisa memenuhi nafsu
kita untuk melihat warna yang indah menurut versi manusia. Oleh karena itu,
tidak ada salah kita mencoba mengenali ikan peliharaan kita, memahaminya dan
kemudian mencintainya seperti apa seharusnya mereka, bukan seperti apa yang
kita maui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar