SINDROM AKUARIUM BARU
Sindrom akuarium baru
atau "new tank syndrome" merupakan peristiwa yg kerap dialami oleh
mereka yg pertama kali berkenalan dg "dunia" akuarium, yaitu berupa
kematian ikan secara serentak pada akuarium yg baru di-"setup". Tdk
jarang sindrom ini menyebabkan para calon hobiis ikan hias jera, & tdk
sedikit dari mereka yg akhirnya mundur dari hobi ini. Sindrom akuarium baru, walaupun boleh
dikatakan sebagai pembunuh ikan berdarah dingin, sebenarnya merupakan fenomena
normal, sebuah fenomena alami. Sekali kita mengetahui penyebab sebenarnya
dibalik peristiwa ini, maka kita akan sangat mudah menghindarinya.
Seperti diketahui, dlm
suatu sistem akuarium yg baru dibangun lingkungannya boleh dikatakan masih
steril. Steril dlm arti belum ada
bakteri yg tumbuh disana. Pada saat
bersamaan apabila pada periode ini ikan dimasukkan kedlmnya (apalagi dg
populasi relatif padat), maka ikan pada saat itu, sudah akan mulai memproduksi
kotoran berupa: faeces, lendir & hasil ekskresi lainnya. Bahan-bahan ini pada dasarnya terdiri dari
senyawa nitrogen yg kemudian akan membentuk amonia.
Amonia merupakan bahan yg
bersifat sangat beracun bagi ikan. Keracunan sudah akan terjadi pada
konsentrasi amonia 0.01 ppm & pada level 0.1 ppm sudah akan menyebabkan
kematian. Pada akarium baru, bakteri pengurai amonia (yg akan mengubah amonia
menjadi bentuk yg kurang berbahaya) belum tumbuh. Oleh krn itu, pada hari-hari
awal akuarium baru, amonia akan berakumulasi hingga mencapai tingkat beracun
bagi ikan yg hidup didlmnya.
Gambar 1
Siklus
Nitrogen Lengkap yg terjadi di permukaan bumi:
1.Proses penjerapan NH3 & NH4 oleh organisme untuk menjadi
bagian tubuhnya (bahan organik).
2.Pembebasan NH4 oleh proses dekomposisi.
3 &4.Oksidasi NH4 (menghasilkan energi pada kondisi aerobik).
5. Denitrifikasi oleh jasad renik pada kondisi anaerob (NO3
digunakan sebagai pengganti O2 sebagai penerima elektron selama dekomposisi
bahan organik)
6. Proses fiksasi nitrogen
7. Proses pencucian nitrat kedlm tanah.
Untuk menghindari kejadian diatas hal yg harus dilakukan adalah dg
membiarkan kondisi akuarium stabil & siklus nitrogen didlm akuarium
berjalan dg baik. Siklus nitrogen merupakan siklus tahapan
nitrogen berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya (Gambar 1), sedangkan
kondisi faktual perubahan nitrogen dlm sebuah sistem akuarium adalah seperti
ditunjukkan pada Gambar 2
Gambar 2. Siklus Nitrogen dlm Sistem Akuarium
Tumbuhnya bakteri
pengurai amonia didlm akuarium memerlukan waktu dari beberapa hari hingga
beberapa minggu. Dua jenis bakteri diketahui berperan dlm
proses penguraian ini yaitu bakteri nitrosomonas (bakteri yg berperan dlm
pengubahan amonium menjadi nitrit), & bakteri nitrobakter (yaitu bakteri yg
berperan dlm pengubahan nitrit menjadi nitrat). Pertumbuhan bakteri nitrosomonas secara
alamiah dipicu oleh kehadiran amonia sebagai sumber makanannya Sebelum bakeri
ini tumbuh, amonia akan terus
berakumulasi dlm akuarium. Apabila
nitrosomonas mulai tumbuh, secara perlahan kadar amonia akan menurun. Hal
disebabkan krn amonia tersebut mulai dikonsumsi oleh bakteri nitrosomonas. Laju penurunan selanjutnya akan ditentukan
oleh laju perkembangan bakteri ini. Pada
saat nitrit terbentuk & mulai berakumulasi, bakteri berikutnya
(nitrobakter) mulai tumbuh & mulai
mengkonsumsinya, serta menguraikannya menjadi nitrat. Akibatnya nitrit yg berakumulasi akan menurun
& digantikan oleh peningkatan nitrat.
Secara grafis pola peningkatan & penurunan masing-masing bentuk
nitrogen ini, kurang lebih adalah seperti Gambar 3.
Gambar 3. Kurva Fluktuasi & Bentuk Nitrogen
Siklus nitrogen didlm
akuarium hanya terjadi sampai terbentuknya nitrat, sehingga pada akhirnya, tdk dpt
dipungkiri, bahwa nitrat akan berakumulasi talam akurium. Meskipun demikian nitrat, sampai tingkat
tertentu, diyakini tdk berbahaya terhadap ikan.
Akan tetapi hal ini tetap harus menjadi perhatian para akuaris krn
sampai pada tingkat tertentu tadi akan tetap memiki efek yg merugikan &
sering menimbulkan masalah pada akhirnya.
KERACUNAN
Akuarium merupakan
suatu ekosistem kecil yg sangat terbatas, oleh krn itu, terjadinya pencemaran
oleh bahan beracun sedikit saja bisa berakibat fatal pada penghuninya.
Beberapa
kemungkinan bahan beracun
a. Beberapa bahan beracun yg dpt masuk kedlm
lingkungan akuarium baik sengaja maupun tdk, antara lain adalah:
• Obat-obatan yg sengaja diberikan untuk
mengatasi/mencegah suatu penyakit pada ikan.
• Bahan kimia yg secara tdk sengaja
digunakan disekitar akuarium, sperti parfum, aerosol, asap rokok berlebihan,
minyak, insektisida, cat, deterjen atau sabun.
• Bahan logam yg jatuh kedlm akuarium atau
merupakan bagian dari perangkat akuarium tapi tdk terisolasi dg baik
• Kualitas dari lem akuarium yg kurang baik,
atau lem sebelumnya belum dicuci dg baik.
b. Racun bisa juga juga ditimbulkan dari
kaporit yg terkandung berlebihan dlm sumbar air akuarium, atau bisa juga
berasal dari material dekorasi yg tdk debersihkan dg baik sebelumnya.
Pembusukan bahan-bahan organik pada dasar akuarium bergravel dpt pula
menyumbangkan bahan beracun.
c. Amonia, nitrit, & nitrat (lihat
amonia)
d. Ikan
Beracun
Beberapa
jenis ikan & binatang tertentu (terutama dari lingkungan air laut)
diketahui mengandung racun, sehingga bisa menimbulkan akibat fatal pada
penghuni akuarium lainnya. Beberapa contoh dari golongan binatang beracun ini
adalah; skinned puffer, boxfish, truckfish, soapfish, lionfish, scorpion fish,
ikan pari, anemon, mentimun laut, gurita, koal api, spong api, landak laut, &
fireworms. Pada umumnya mereka akan mengeluarkan racunnya apabila dlm keadaan
terancam atau ketakutan. Beberapa jenis juga dpt mengeluarkan racunnya apabila
terluka atau sakit.
Gejala Keracunan
Gejala keracunan terlihat
dari perilaku ikan, yaitu: ikan meluncur dg cepat kesana kemari secara tiba-tiba
& berenang dg liar, terkadang hingga menabrak-nabrak. Nafas tersengal-sengal.
Warna menjadi pudar. Terkadang tergeletak di dasar akuarium dengan nafas
tersengal-sengal. Apabila ikan penghuni
akuarium secara tiba-tiba & serentak (hampir menimpa seluruhnya) bernapas
tersengal-sengal bisa dipastikan air akuarium anda tercemar bahan beracun.
Perlakuan
Bila terlihat gejala keracunan, segera pindahkan ikan &
tempatkan pd akuarium karantina yg telah diisi air bersih segar yg tdk tercemar.
Berikan aerasi secara intensif. + Vitamin & Hobiis
Ganti air pada akuarium utama sekurang-kurangnya sebanyak 80%.
Jalankan filter, & kalau perlu tambahkan karbon aktif. Tingkatkan
intensitas aerasi hingga 2 kali lipat.
Ikan pada akuarium
karantina, setelah beberapa jam, akan segera pulih, terutama mereka yg tercemar
ringan. Lanjutkan pengawasan, hingga diyakini bahwa gejala keracunan telah
hilang.
Ikan-ikan yg tetap
tergeletak & bernapas dg berat kemungkinan besar tdk akan bisa
diselamatkan. Oleh krn itu, untuk mengurangi penderitaan mereka sebaiknya
lakukan tindakan Euthanasia.
Sekilas Tentang KLORIN &
KLORAMIN
Klorin & kloramin
merupakan bahan kimia yg biasa digunakan sebagai pembunuh kuman (disinfektan)
di perusahan-perusahan air minum seperti PAM atau PDAM. Klorin (Cl2) merupakan
gas berwarna kuning kehijauan dg bau lumayan menyengat. Bau ini bisa dikenali
seperti bau air kolam renang yg biasanya secara intensif diberi perlakuan
klorinasi dg kaporit. Sedangkan kloramin merupakan senyawa klorin-amonia
(NH4Cl).
Klorin relatif tdk
stabil di dlm air sehingga biasanya akan segera terbebas keudara, sedangkan
kloramin jauh lebih stabil dibandingkan klorin sehingga beberapa perusahan
pengolah air minum (di LN) tdk sedikit yg menggunakan bahan ini sebagai
pengganti klorin. Baik klorin maupun kloramin sangat beracun bagi ikan.
Keduanya akan bereaksi dg air membentuk asam hipoklorus yg diketahui dpt
merusak sel-sel protein & sisitem enzim ikan. Tingkat keracunan klorin &
kloramin secara alamiah akan meningkat pada pH lebih rendah & temperatur
lebih tinggi, krn pada kondisi demikian proporsi asam hipoklorus yg terbentuk
akan meningkat.
Untuk menghindari efek
kronis dari bahan tersebut maka residu klorin dlm air harus dijaga agar tdk
lebih dari 0.003 ppm. Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm sudah cukup untuk
membunuh ikan dg cepat.
Tanda-tanda Keracunan
Ikan yg terkena klorin
akan menunjukkan gejala seperti ingin keluar dari akuarium/tank, meluncur
kesana kemari dg cepat dlm usaha mencari daerah yg bebas dari klorin atau
kloramin. Selanjutnya ikan akan gemetar & warna menjadi pucat, lesu &
lemah. Klorin & kloramin secara langsung akan merusak insang sehingga dpt
menimbulkan gejala hipoxia, meningkatkan kerja insang & ikan tampak
tersengal-sengal dipermukaan. Apabila ada aerasi atau aliran air, maka
ikan-ikan tersebut akan tampak berkerumun disana.
Pencegahan & Perlakuan
Air keran harus selalu
dideklorinasi sebelum digunakan, baik secara kimiawi maupun fisika. Klorin dpt
dihilangkan dg pemberian aerasi secara intensif, atau dg menyemburkan air
keras-keras pada wadah (penampungan), atau dg cara yg lebih sederhana yaitu dg
membiarkan (mengendapkan) air selama semalam. Dg cara demikian maka gas klorin
akan terbebas ke udara.
Cara lain adalah dg
menggunkan bahan deklorinator atau lebih dikenal dg nama anti klorin yg biasa
dijual di toko-toko akuarium. Penggunaan anti-klorin lebih dianjurkan untuk
air-air yg diolah dg kloramin. Sebelumnya pastikan bahwa anti klorin tersebut dpt
bekerja baik untuk klor maupun kloramin, krn tdk semua produk anti klorin bisa
menangani keduanya sekaligus. Pada umumnya anti-klorin mengandung natrium
tiosulfat yg akan segera mengikat klorin.
Kloramin relatif lebih
sulit diatasi oleh natrium tiosulfat saja dibandingkan dg klorin, krn meskipun
gas klorinnya dpt diikat dg baik, tetapi akan menghasilkan amonia. Anti klorin yg
ditujukan untuk mengatasi kloramin, biasanya akan mengandung bahan kimia lain yg
akan mengingat amonia tersebut. Apabila tdk maka dianjurkan untuk mengalirkan
air hasil deklorinasi tersebut melewati zeolit.
Anti klorin hendaknya
digunakan pada air sebelum air tersebut dimasukkan kedlm akuarium. Pemberian
secara langsung di dlm akuarium disarankan hanya dilakukan dlm keadaan darurat
saja.
Pada kasus terjadinya
keracunan klorin, segera pindahkan ikan yg terkena kedlm akuarium/wadah yg tdk
terkontaminasi. Dlm keadaan terpaksa tambahkan anti-klorin pada akuarium yg
terkontaminasi untuk menetralisir/manghilangkan residu klorin sesegera mungkin.
Tingkatkan intensitas aerasi untuk mengatasi kemungkinan terjadinya stres
pernapasan pada ikan-ikan didlmnnya.
HEXAMITA
Hexamita merupakan
parasit yg sering menyerang ikan dari famili cichlidae. Penyakit ini boleh dikatakan sebagai penyakit
"bawaan", krn protozoa hexamita selalu dijumpai pada sistem
pencernaan keluarga cichlid. Hexamita
diketahui gampang berpindah dari satu cichlid ke cichlid yg lain.
Tanda-tanda Penyakit
Ikan yg terserang
hexamita cenderung mengeluarkan kotoran berwarna putih (berak kapur), kadang-kadang
diikuti dg pelebaran pori-pori sensor di kepala & gurat sisi, yg kerap
menimbulkan kesan berlubang sehingga sering disebut sebagai penyakit Hole In
The Head. Lubang tersebut biasanya akan
terisi lendir berwarna putih. Warna ikan akan cenderung menjadi gelap &
kehilangan nafsu makan. Biasanya diikuti
juga oleh gejala perut kembung, namun tdk jarang juga ditemui gejala badan
kurus.
Penyebab
Hexamita disebabkan
oleh protozoa berflagel (falgellata) dari genus Hexamita, yg dlm kondisi normal
kerap dijumpai dlm jumlah kecil pada sistem pencernaan cichlid (Hal ini tdk
membahayakan ikan). Namun bila kondisi
ikan tsb lemah, (mis: krn stress), maka parasit tersebut akan segera
menggandakan diri dg cepat & memasuki sistem ikan. Apabila mereka memasuki
pori-pori sensor yg terletak di kepala, maka pada lokasi tersebut akan
terbentuk lubang yg terisi lendir berwarna putih. Kematian dpt terjadi apabila
infeksi ini menyerang organ-organ vital ikan & menyebabkan kerusakan fatal
pada organ tersebut.
Gambar 4. Hexamita merupakan protozoa
bercambuk getar (flagel) dg ukuran 7- 15 micron
Gambar 5 . Contoh pori sensor yg tererosi
pada kepala ikan Microgeophagus altispinous..
Infeksi hexamita dpt
diperburuk dg kehadiran infeksi lain seperti yg disebabkan oleh Aeromonas &
bakteri lainnya.
Pencegahan & Pengobatan
Metronidazol & di-metronidazol
diketahui efektif dlm mengobati penyakit ini, meskipun demikian a&ya
resistensi parasit terhadap obat tersebut telah pula dilaporkan.
Disarankan untuk
melakukan pengobatan terhadap individu-individu ikan yg telah nyata menunjukkan
gejala terinfeksi. Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya resistensi pada parasit tersebut.
Pencegahan dpt
dilakukan dg menghindari berbagai bentuk stress yg mungkin dialami oleh ikan.
MATA BERKABUT (CLOUDY
EYE)
Mata berkabut atau
"cloudy eye" ditandai dg memutihnya selaput mata ikan. Permukaan luar
mata tampak dilapisi oleh lapisan tipis berwarna putih.
Secara umum gejala ini
disebabkan oleh kondisi kualitas air yg memburuk, terutama sebagai akibat
meningkatnya kadar amonia dlm air. Apabila gejala mata berkabut terjadi, makah
hal yg harus dicurigai terlebih dahulu adalah kondisi air. Koreksi parameter
air hingga sesuai dg keperluan ikan yg bersangkutan. Apabila gejala ini
terjadi, sedangkan parameter air dlm keadaan normal, maka terdpt kemungkinan
gejala tersebut disebabkan oleh hal lain.
Beberapa hal yg dpt memicu terjadinya mata berkabut adalah:
• Infeksi sekunder, menyusul terjadinya
kerusakan fisik pada mata.
• Produksi lendir berlebihan, biasanya
sebagai akibat reaksi terhadap infestasi protozoa parasit (penyakit selaput
lendir kulit); kualitas air yg memburuk (amonia, nitrit, & nitrat); nilai
pH yg tdk sesuai; keracunan (klor/kloramin); atau akibat pemberian perilakuan
pengobatan yg tdk sesuai.
• Diplostomum (fluke pada mata). Dlm kasus
ini bagian mata yg memutih adalah lensanya, bukan permukaan luar mata.
• Infeksti bakteri eksternal
• Kekurangan vitamin, khususnya vitamin A,
B, & C.
Gejala mata berkabut
bisa juga disertai dgn Exophtahlmia (Pop Eye/Mata menonjol), malaise, atau
iritasi.
Perawatan &
pemulihan mata berkabut hendaknya mengacu pada penyebab yg menimbulkannya. Oleh
krn itu, carilah & coba indentifikasi dg seksama kemungkinan penyebabnya
sebelum melakukan tindakan pemulihan.
BUSUK MULUT
Tdk sedikit para hobiis
melaporkan ikannya terserang penyakit dg tanda-tanda mulut membengkak, tdk bisa
mengatup & disususl kematian dlm waktu singkat. Apabila anda mendpti ikan dlm
kondisi demikian, kemungkinan besar ikan anda terserang busuk mulut.
Tanda-tanda Penyakit
Busuk mulut adalah
penyakit akibat infeksi bakteri yg ditandai dg munculnya memar putih / abu-abu
disekitar kepala, sirip, insang & rongga mulut. Memar tersebut kemudian
akan berkembang menyerupai kapas berwarna putih kelabu, khususnya di sekitar
mulut, sehingga mulut sering menjadi tdk bisa terkatup. Kehadiran benda ini tdk
jarang sulit dibedakan dg serangan jamur. Oleh krn itu, untuk memastikan dg
jelas diperlukan pengamatan dibawah mikroskop.
Pada serangan ringan,
seperti ditunjukkan oleh adanya memar putih saja, kematian dpt terjadi setelah
timbulnya kerusakan fisik yg berarti. Sedangkan dlm serangan akut & cepat, yg
biasanya terjadi di dearah dg suhu udara hangat seperti di Indonesia, penyakit
tersebut dpt berinkubasi kurang dari 24 jam & kematian terjadi dlm waktu 2
– 3 hari, diantaranya disertai dg rontoknya mulut. Meskpun demikian, di
beberapa kasus bisa terjadi kematian tanpa disertai gejala fisik apapun,
sehingga apabila dijumpai kematian mendadak pada ikan, salah satu yg perlu
dicurigai adalah akibat serangan penyakit ini.
Penyebab
Busuk mulut merupakan
penyakit yg disebabkan oleh bakteri flexibacter columnaris. Bakteri ni
merupakan bakteri gram negatif berbentuk benang. Secara alamiah bakteri ini
hidup di dlm air pada jasad-jasad organik mati, benda-banda padat, & juga
pada kulit ikan sehat.
Busuk mulut biasanya
akan terjadi pada suhu diatas 20° C, biasanya menyusul kejadian seperti,
terluka akibat penangan ikan yg kurang memadai atau berkelahi & luka
lainnya; kekurangan vitamin yg menyebabkan kulit menjadi tdk sehat sehingga
mudah terinfeksi; & kondisi kualitas air yg buruk, seperti kadar ammonia
tinggi, begitu pula dg nitrit & nitrat, pH tdk tepat & kadar oksigen
terlarut rendah.
Pencegahan & Pengobatan
Pengobatan terhadap
busuk mulut sering dilakukan sekaligus dg pengobatan terhadap serangan jamur.
Hal ini dilakukan untuk lebih amannya saja, krn serangan busuk mulut sering
mempunyai gejala sama dg serangan jamur. Oleh krn itu, penyakit ini sering
diobati baik dg bakterida maupun fungsida sekaligus. Perendaman dg menggunakan
phenoxyethanol diketahui efektif dlm mengatasi serangan busuk mulut. Apabila
serangan telah mencapai bagian dlm ikan perlu diobati dg menggunakan
antibitotik.
Flexibater columnaris
menyukai air dg kesadahan tinggi dg pH air diatas 6. Oleh krn itu sering
dianjurkan untuk mencegah serangannya dilakukan koreksi terhadap parameter
terutama bagi akuarium-akurium yg mensyarakatkan parameter kesadahan & pH
sama dg bakteri tersebut. Koreksi terhadap kehadiran ammonia, nitrit &
nitrat & faktor lainnya akan sangat mengurangi resiko serangan busuk mulut
tersebut.
Beberapa laporan
menunjukkan bahwa ikan yg terserang penyakit ini tetapi kemudian selamat,
menunjukkan gejala munculnya kekebalan. Ikan demikian akan kebal terhadap
serangan busuk mulut dikemudian hari.
BUSUK SIRIP / EKOR
(Fin/Tail Rot)
Busuk sirip / ekor
merupakan fenomena terjadinya proses pembusukan atau kerusakan pd sirip / ekor. Biasanya diawali dg munculnya garis putih
kelabu pada sirip yg terinfeksi, lalu dilanjutkan dg tercabik-cabiknya bagian
membran halus sirip yg dimulai dari bagian tepi sirip/ekor, lalu tampak memerah
& memar. Pelebaran pembuluh darah pd sirip (munculnya garis merah tegas)
sering menjadi gejala awal.
Busuk sirip bisa juga
disertai dg penyakit lain seperti busuk mulut & penyakit sekunder, yakni jamur.
Dlm kasus ini busuk sirip disertai dg munculnya penampakan seperti kapas di
bagian yg membusuk.
Penyebab
Penyakit ini banyak pemicunya.
Namun demikian bakteri merupakan penyebab utamanya, seperti: aeromonas,
pseudomonas, & flexibacter. Bakteri-bakteri ini secara alamiah merupakan
bagian dari fauna akuatik, shg secara umum ada dlm lingkungan akuarium. Mereka
menjadi patogen bila kehadirannya menjadi berlipatganda krn sesuatu hal atau
mereka menjadi lebih kuat. Beberapa kondisi pemicu busuk sirip diantaranya:
Melemahnya daya tahan tubuh ikan, kerusakan fisik sirip, & serangan bakteri
sistemik.
Daya tahan tubuh ikan yg
melemah sbg akibat memburuknya kondisi lingkungan merupakan gejala umum pemicu
busuk sirip. Kondisi ini memungkinkan terjadinya serangan bakteri penyebab
busuk sirip.
Sirip terluka atau
rusak krn sebab fisik dpt menjadi tempat serangan bakteri busuk sirip.
Kerusakan mekanik dpt terjadi seperti pada saat dijaring, berkelahi, atau
bergesekan dg dekorasi akuarium. Serangan bakteri sistemik parah sering pula
disertai dg timbulnya busuk sirip atau ekor.
Pencegahan
& Pengobatan
Munculnya busuk sirip
atau busuk ekor selalu disertai dg gejala fisik yg mudah dikenali. Gejala ini
bisa timbul beberapa hari sebelum pembusukan terjadi. Oleh krn itu hobiis akan
memiliki waktu cukup untuk mengenali gejala tersebut sebelum sirip mulai
membusuk.
Gambar 6. Pelebaran pembuluh darah
pada sirip ekor maskoki berupa garis-garis merah darah (streaks) sebagai gejala
awal finrot
Gambar 7. Streaks menghilang setelah
perlakuan garam selama 3 hari, pembusukan berhenti & pinggiran terkoyak
mulai pulih
Pengobatan dg
perendaman menggunakan garam bagi ikan yg toleran thd garam atau dg menggunakan phenoxyethanol
sering efektif dlm mengatasi infeksi bakteri & juga serangan sekunder
seperti jamur. Gentian
violet dpt juga digunakan terutama bila pengobatan dg bahan lain
dirasakan kurang efektif.
Untuk mempercepat
pemulihan sirip atau ekor yg membusuk, kondisi lingkungan yg optimum harus
dijaga sebaik mungkin. Bila penyebab serangan busuk sirip ini adalah kondisi
lingkungan yg buruk, maka perbaikan kondisi tersebut harus terlebih dahulu
dilakukan sebelum treatmen lain dilakukan.
WHITE SPOT PADA AKUARIUM
LAUT
Penyakit white spot tdk
hanya "dimiliki" oleh akurium air tawar, akan tetapi juga
"dimiliki" oleh akuarium laut. Berbeda halnya dg white spot pada air
tawar, pada lingkungan laut white spot disebabkan oleh protozoa berbulu getar
bernama Cryptocaryon irritans. Parasit ini biasanya masuk kedlm lingkungan
akuarium melalui ikan-ikan yg terinfeksi atau bahan-bahan lain yg telah
terkontaminasi. Penampakan penyakit ini, secara umum, mirip dg white spot pada
air tawar.
Siklus
Hidup
Siklus hiudp
Cryptocaryon termasuk sederhana. Mahluk ini merupakan parasit sejati, artinya
dia tdk akan bisa hibup apabila dlm selang waktu tertentu tdk mendptkan ikan
sebagai inangnya.
Cryptocaryon hidup pada
kulit & insang ikan selama 7 hari, pada suhu air 24 - 27 ° C. Fase hidup dlm
tubuh ikan ini disebut sebagai trophont. Ukurannya berkisar antara 60 - 370
mikron. Setelah dewasa, parasit ini akan meninggalkan tubuh ikan & masuk dlm
lingkungan air sebagai sebuah sel tunggal besar bernama tomont. Tomont akan
berenang dlm air selama 12 - 18 jam. Selanjutnya membantuk kista dg dinding
lengket sehingga memungkinkannya melekat pada benda-benda yg berada dlm
akuarium, seperti batu karang, koram, atau kaca. Kista ini berukuran 200 - 400
mikron
Gambar 8. Siklus Hidup Cryptocoryon
Sel didlm kista
kemudian membelah diri & menghasilkan 200 parasit yg disebut tomite. Proses
pembelahan sel tersebut berlangsung sekitar 3 - 28 hari. Masing-masing sel
hasil pembelahan ini berukuran 25 - 60 mikron. Setiap sel akan membentuk bulu
getar yg selanjutnya akan menembus kulit kista & berenang dlm air. Parasit
pada fase ini disebut sebagai theront. Dg ukuran sedemikian kecil theront tdk
akan dpt dilihat dg mudah dg mata telanjang.
Theront hanya hidup
beberapa jam saja dlm air apabila tdk mendptkan ikan sebagai inangnya. Begitu
mendptkan ikan, theront dlm waktu 5 menit akan membenamkan dirinya pada kulit &
insang, kemudian hidup & tumbuh disana.
Secara umum, pada
temperatur air yg lebih tinggi siklus hidup Cryptocaryon akan berlangsung dlm
periode lebih cepat dibandingkan bila berada pada temperatur normal.
Perlakuan
Seperti halnya pada
white spot air tawar, perlakuan pada crytocaryon juga dilakukan dg tujuan utama
memutus siklus hidup parasit. Pada saat berada dlm kulit ikan, Cryptocaryion
akan sulit dicapai, oleh krn itu, perlakuan sering di arahkan pada fase-fase
hidup mereka diluar tubuh ikan.
Pertumbuhan
Cryptocaryon dlm tubuh ikan sangat bervariasi, sehingga perlakuan perlu
dilakukan berulang kali untuk mangantisipasi Cryptocaryion yg masih tertinggal
didlm kulit ikan selama perlakuan dilakukan. Beberapa perlakuan yg dpt
dilakukan adalah:
a.
Penggantian Air:
Penggantian
air akan dpt membantu menghilangkan parasit-parasit yg berada pada fase
berenang. Meskipun demikian perlakuan ini saja tdk akan efektif krn parasit
pada fase melekat & yg berada dlm tubuh ikan tdk akan ikut terbuang. Oleh krn
itu perlakuan perlu dilakukan berulang kali yaitu dg melakukan penggantian air
secara menyeluruh setiap hari, selama 3 - 4 minggu. Tdk praktis memang &
diperlukan kesabaran.
b.
Filter Ultra Violet:
Parasit
dpt pula dihilangkan dg malalukan air akuarium pada filter ultra violet.
Parasit pada fase berenang akan dpt dimusnahkan asal dosis sinar yg diberikan
memadai, yaitu 91.900 mikrowatt/detik/cm persegi. perlakuan ini efektif bila
dilakukan pada periode tertentu sehingga seluruh parasit hilang.
c.
Perlakuan Kimia
Formalin
dg dosis 25 ppm diketahui efektif dlm menghilangkan Cryptocaryon. Perlakuan
diberikan setiap 2 hari sekali selama 2 minggu & air diganti seluruhnya
diantara selang pemberian.
Tembaga
(copper) merupakan perlakuan kimia yg sering dilakukan. Bahan ini dpt disiapkan
dg melarutkan 1 gram tembaga sulfat (terusi) + 2 gram metil biru & 0.25
gram asam sitrat dlm 1 liter air suling. Perlakuan dilakukan dg memberikan 12.5
ml larutan tersebut untuk setiap 10 liter air. Perlakuan diulang pada hari ke 4
& ke 8 dg dosis setengahnya. Pada saat perlakuan, apabila anda menggunakan
arang aktif pada filter anda maka arang tersebut harus diangkat terlebih
dahulu.
Perlu
diperhatikan bahwa tembaga sangat bersifat racun bagi invertebrata. Oleh krn
itu, tdk dianjurkan dilakukan apabila dlm akuarium anda terdpt invertebrata.
Untuk hal demikian perlakuan harus dilakukan di tempat lain
Pencegahan:
Untuk mencegah
berjangkitnya white spot pada akuarium laut dpt dilakukan diantaranya adalah dg
membeli ikan pada pedagang yg dpt dipercaya. Disamping itu, lakukan karantina
ikan selama 2 - 3 minggu sebelum ikan-ikan baru tersebut dimasukan ke dlm
akuarium utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar