Sabtu, 28 Desember 2013

Daftar Penyakit Ikan Hias Terpopuler (1)


SINDROM AKUARIUM BARU
Sindrom akuarium baru atau "new tank syndrome" merupakan peristiwa yg kerap dialami oleh mereka yg pertama kali berkenalan dg "dunia" akuarium, yaitu berupa kematian ikan secara serentak pada akuarium yg baru di-"setup". Tdk jarang sindrom ini menyebabkan para calon hobiis ikan hias jera, & tdk sedikit dari mereka yg akhirnya mundur dari hobi ini.  Sindrom akuarium baru, walaupun boleh dikatakan sebagai pembunuh ikan berdarah dingin, sebenarnya merupakan fenomena normal, sebuah fenomena alami. Sekali kita mengetahui penyebab sebenarnya dibalik peristiwa ini, maka kita akan sangat mudah menghindarinya.
Seperti diketahui, dlm suatu sistem akuarium yg baru dibangun lingkungannya boleh dikatakan masih steril.  Steril dlm arti belum ada bakteri yg tumbuh disana.  Pada saat bersamaan apabila pada periode ini ikan dimasukkan kedlmnya (apalagi dg populasi relatif padat), maka ikan pada saat itu, sudah akan mulai memproduksi kotoran berupa: faeces, lendir & hasil ekskresi lainnya.  Bahan-bahan ini pada dasarnya terdiri dari senyawa nitrogen yg kemudian akan membentuk amonia.

Amonia merupakan bahan yg bersifat sangat beracun bagi ikan. Keracunan sudah akan terjadi pada konsentrasi amonia 0.01 ppm & pada level 0.1 ppm sudah akan menyebabkan kematian. Pada akarium baru, bakteri pengurai amonia (yg akan mengubah amonia menjadi bentuk yg kurang berbahaya) belum tumbuh. Oleh krn itu, pada hari-hari awal akuarium baru, amonia akan berakumulasi hingga mencapai tingkat beracun bagi ikan yg hidup didlmnya.


Gambar 1

Siklus Nitrogen Lengkap yg terjadi di permukaan bumi:
1.Proses penjerapan NH3 & NH4 oleh organisme untuk menjadi bagian tubuhnya (bahan organik).
2.Pembebasan NH4 oleh proses dekomposisi.
3 &4.Oksidasi NH4 (menghasilkan energi pada kondisi aerobik).
5. Denitrifikasi oleh jasad renik pada kondisi anaerob (NO3 digunakan sebagai pengganti O2 sebagai penerima elektron selama dekomposisi bahan organik)
6. Proses fiksasi nitrogen
7. Proses pencucian nitrat kedlm tanah.


Untuk menghindari kejadian diatas hal yg harus dilakukan adalah dg membiarkan kondisi akuarium stabil & siklus nitrogen didlm akuarium berjalan dg baik.  Siklus nitrogen merupakan siklus tahapan nitrogen berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya (Gambar 1), sedangkan kondisi faktual perubahan nitrogen dlm sebuah sistem akuarium adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2


Gambar 2. Siklus Nitrogen dlm Sistem Akuarium

Tumbuhnya bakteri pengurai amonia didlm akuarium memerlukan waktu dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Dua jenis bakteri diketahui berperan dlm proses penguraian ini yaitu bakteri nitrosomonas (bakteri yg berperan dlm pengubahan amonium menjadi nitrit), & bakteri nitrobakter (yaitu bakteri yg berperan dlm pengubahan nitrit menjadi nitrat).  Pertumbuhan bakteri nitrosomonas secara alamiah dipicu oleh kehadiran amonia sebagai sumber makanannya Sebelum bakeri ini tumbuh,  amonia akan terus berakumulasi dlm akuarium.   Apabila nitrosomonas mulai tumbuh, secara perlahan kadar amonia akan menurun. Hal disebabkan krn amonia tersebut mulai dikonsumsi oleh bakteri nitrosomonas.  Laju penurunan selanjutnya akan ditentukan oleh laju perkembangan bakteri ini.  Pada saat nitrit terbentuk & mulai berakumulasi, bakteri berikutnya (nitrobakter) mulai tumbuh & mulai  mengkonsumsinya, serta menguraikannya menjadi nitrat.  Akibatnya nitrit yg berakumulasi akan menurun & digantikan oleh peningkatan nitrat.  Secara grafis pola peningkatan & penurunan masing-masing bentuk nitrogen ini, kurang lebih adalah seperti Gambar 3.


Gambar 3. Kurva Fluktuasi & Bentuk Nitrogen

Siklus nitrogen didlm akuarium hanya terjadi sampai terbentuknya nitrat, sehingga pada akhirnya, tdk dpt dipungkiri, bahwa nitrat akan berakumulasi talam akurium.  Meskipun demikian nitrat, sampai tingkat tertentu, diyakini tdk berbahaya terhadap ikan.  Akan tetapi hal ini tetap harus menjadi perhatian para akuaris krn sampai pada tingkat tertentu tadi akan tetap memiki efek yg merugikan & sering menimbulkan masalah pada akhirnya.  


KERACUNAN
Akuarium merupakan suatu ekosistem kecil yg sangat terbatas, oleh krn itu, terjadinya pencemaran oleh bahan beracun sedikit saja bisa berakibat fatal pada penghuninya.

Beberapa kemungkinan bahan beracun
a.      Beberapa bahan beracun yg dpt masuk kedlm lingkungan akuarium baik sengaja maupun tdk, antara lain adalah:
     Obat-obatan yg sengaja diberikan untuk mengatasi/mencegah suatu penyakit pada ikan.
     Bahan kimia yg secara tdk sengaja digunakan disekitar akuarium, sperti parfum, aerosol, asap rokok berlebihan, minyak, insektisida, cat, deterjen atau sabun.
    Bahan logam yg jatuh kedlm akuarium atau merupakan bagian dari perangkat akuarium tapi tdk terisolasi dg baik
     Kualitas dari lem akuarium yg kurang baik, atau lem sebelumnya belum dicuci dg baik.

b.      Racun bisa juga juga ditimbulkan dari kaporit yg terkandung berlebihan dlm sumbar air akuarium, atau bisa juga berasal dari material dekorasi yg tdk debersihkan dg baik sebelumnya. Pembusukan bahan-bahan organik pada dasar akuarium bergravel dpt pula menyumbangkan bahan beracun.
c.      Amonia, nitrit, & nitrat (lihat amonia)
d.      Ikan Beracun
Beberapa jenis ikan & binatang tertentu (terutama dari lingkungan air laut) diketahui mengandung racun, sehingga bisa menimbulkan akibat fatal pada penghuni akuarium lainnya. Beberapa contoh dari golongan binatang beracun ini adalah; skinned puffer, boxfish, truckfish, soapfish, lionfish, scorpion fish, ikan pari, anemon, mentimun laut, gurita, koal api, spong api, landak laut, & fireworms. Pada umumnya mereka akan mengeluarkan racunnya apabila dlm keadaan terancam atau ketakutan. Beberapa jenis juga dpt mengeluarkan racunnya apabila terluka atau sakit.


Gejala Keracunan
Gejala keracunan terlihat dari perilaku ikan, yaitu: ikan meluncur dg cepat kesana kemari secara tiba-tiba & berenang dg liar, terkadang hingga menabrak-nabrak. Nafas tersengal-sengal. Warna menjadi pudar. Terkadang tergeletak di dasar akuarium dengan nafas tersengal-sengal.  Apabila ikan penghuni akuarium secara tiba-tiba & serentak (hampir menimpa seluruhnya) bernapas tersengal-sengal bisa dipastikan air akuarium anda tercemar bahan beracun.

Perlakuan
Bila terlihat gejala keracunan, segera pindahkan ikan & tempatkan pd akuarium karantina yg telah diisi air bersih segar yg tdk tercemar. Berikan aerasi secara intensif. + Vitamin & Hobiis
Ganti air pada akuarium utama sekurang-kurangnya sebanyak 80%. Jalankan filter, & kalau perlu tambahkan karbon aktif. Tingkatkan intensitas aerasi hingga 2 kali lipat.

Ikan pada akuarium karantina, setelah beberapa jam, akan segera pulih, terutama mereka yg tercemar ringan. Lanjutkan pengawasan, hingga diyakini bahwa gejala keracunan telah hilang.
Ikan-ikan yg tetap tergeletak & bernapas dg berat kemungkinan besar tdk akan bisa diselamatkan. Oleh krn itu, untuk mengurangi penderitaan mereka sebaiknya lakukan tindakan Euthanasia.

Sekilas Tentang KLORIN & KLORAMIN
Klorin & kloramin merupakan bahan kimia yg biasa digunakan sebagai pembunuh kuman (disinfektan) di perusahan-perusahan air minum seperti PAM atau PDAM. Klorin (Cl2) merupakan gas berwarna kuning kehijauan dg bau lumayan menyengat. Bau ini bisa dikenali seperti bau air kolam renang yg biasanya secara intensif diberi perlakuan klorinasi dg kaporit. Sedangkan kloramin merupakan senyawa klorin-amonia (NH4Cl).
Klorin relatif tdk stabil di dlm air sehingga biasanya akan segera terbebas keudara, sedangkan kloramin jauh lebih stabil dibandingkan klorin sehingga beberapa perusahan pengolah air minum (di LN) tdk sedikit yg menggunakan bahan ini sebagai pengganti klorin. Baik klorin maupun kloramin sangat beracun bagi ikan. Keduanya akan bereaksi dg air membentuk asam hipoklorus yg diketahui dpt merusak sel-sel protein & sisitem enzim ikan. Tingkat keracunan klorin & kloramin secara alamiah akan meningkat pada pH lebih rendah & temperatur lebih tinggi, krn pada kondisi demikian proporsi asam hipoklorus yg terbentuk akan meningkat.
Untuk menghindari efek kronis dari bahan tersebut maka residu klorin dlm air harus dijaga agar tdk lebih dari 0.003 ppm. Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm sudah cukup untuk membunuh ikan dg cepat.

Tanda-tanda Keracunan
Ikan yg terkena klorin akan menunjukkan gejala seperti ingin keluar dari akuarium/tank, meluncur kesana kemari dg cepat dlm usaha mencari daerah yg bebas dari klorin atau kloramin. Selanjutnya ikan akan gemetar & warna menjadi pucat, lesu & lemah. Klorin & kloramin secara langsung akan merusak insang sehingga dpt menimbulkan gejala hipoxia, meningkatkan kerja insang & ikan tampak tersengal-sengal dipermukaan. Apabila ada aerasi atau aliran air, maka ikan-ikan tersebut akan tampak berkerumun disana.

Pencegahan & Perlakuan
Air keran harus selalu dideklorinasi sebelum digunakan, baik secara kimiawi maupun fisika. Klorin dpt dihilangkan dg pemberian aerasi secara intensif, atau dg menyemburkan air keras-keras pada wadah (penampungan), atau dg cara yg lebih sederhana yaitu dg membiarkan (mengendapkan) air selama semalam. Dg cara demikian maka gas klorin akan terbebas ke udara.

Cara lain adalah dg menggunkan bahan deklorinator atau lebih dikenal dg nama anti klorin yg biasa dijual di toko-toko akuarium. Penggunaan anti-klorin lebih dianjurkan untuk air-air yg diolah dg kloramin. Sebelumnya pastikan bahwa anti klorin tersebut dpt bekerja baik untuk klor maupun kloramin, krn tdk semua produk anti klorin bisa menangani keduanya sekaligus. Pada umumnya anti-klorin mengandung natrium tiosulfat yg akan segera mengikat klorin.
Kloramin relatif lebih sulit diatasi oleh natrium tiosulfat saja dibandingkan dg klorin, krn meskipun gas klorinnya dpt diikat dg baik, tetapi akan menghasilkan amonia. Anti klorin yg ditujukan untuk mengatasi kloramin, biasanya akan mengandung bahan kimia lain yg akan mengingat amonia tersebut. Apabila tdk maka dianjurkan untuk mengalirkan air hasil deklorinasi tersebut melewati zeolit.
Anti klorin hendaknya digunakan pada air sebelum air tersebut dimasukkan kedlm akuarium. Pemberian secara langsung di dlm akuarium disarankan hanya dilakukan dlm keadaan darurat saja.
Pada kasus terjadinya keracunan klorin, segera pindahkan ikan yg terkena kedlm akuarium/wadah yg tdk terkontaminasi. Dlm keadaan terpaksa tambahkan anti-klorin pada akuarium yg terkontaminasi untuk menetralisir/manghilangkan residu klorin sesegera mungkin. Tingkatkan intensitas aerasi untuk mengatasi kemungkinan terjadinya stres pernapasan pada ikan-ikan didlmnnya.


HEXAMITA
Hexamita merupakan parasit yg sering menyerang ikan dari famili cichlidae.  Penyakit ini boleh dikatakan sebagai penyakit "bawaan", krn protozoa hexamita selalu dijumpai pada sistem pencernaan keluarga cichlid.  Hexamita diketahui gampang berpindah dari satu cichlid ke cichlid yg lain.

Tanda-tanda Penyakit
Ikan yg terserang hexamita cenderung mengeluarkan kotoran berwarna putih (berak kapur), kadang-kadang diikuti dg pelebaran pori-pori sensor di kepala & gurat sisi, yg kerap menimbulkan kesan berlubang sehingga sering disebut sebagai penyakit Hole In The Head.  Lubang tersebut biasanya akan terisi lendir berwarna putih. Warna ikan akan cenderung menjadi gelap & kehilangan nafsu makan.  Biasanya diikuti juga oleh gejala perut kembung, namun tdk jarang juga ditemui gejala badan kurus.
Penyebab
Hexamita disebabkan oleh protozoa berflagel (falgellata) dari genus Hexamita, yg dlm kondisi normal kerap dijumpai dlm jumlah kecil pada sistem pencernaan cichlid (Hal ini tdk membahayakan ikan).  Namun bila kondisi ikan tsb lemah, (mis: krn stress), maka parasit tersebut akan segera menggandakan diri dg cepat & memasuki sistem ikan. Apabila mereka memasuki pori-pori sensor yg terletak di kepala, maka pada lokasi tersebut akan terbentuk lubang yg terisi lendir berwarna putih. Kematian dpt terjadi apabila infeksi ini menyerang organ-organ vital ikan & menyebabkan kerusakan fatal pada organ tersebut.


Gambar 4. Hexamita merupakan protozoa bercambuk getar (flagel) dg ukuran 7- 15 micron


Gambar 5 . Contoh pori sensor yg tererosi pada kepala ikan Microgeophagus altispinous..

Infeksi hexamita dpt diperburuk dg kehadiran infeksi lain seperti yg disebabkan oleh Aeromonas & bakteri lainnya.


Pencegahan & Pengobatan
Metronidazol & di-metronidazol diketahui efektif dlm mengobati penyakit ini, meskipun demikian a&ya resistensi parasit terhadap obat tersebut telah pula dilaporkan.
Disarankan untuk melakukan pengobatan terhadap individu-individu ikan yg telah nyata menunjukkan gejala terinfeksi.  Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi pada parasit tersebut.
Pencegahan dpt dilakukan dg menghindari berbagai bentuk stress yg mungkin dialami oleh ikan.

MATA BERKABUT (CLOUDY EYE)
Mata berkabut atau "cloudy eye" ditandai dg memutihnya selaput mata ikan. Permukaan luar mata tampak dilapisi oleh lapisan tipis berwarna putih.
Secara umum gejala ini disebabkan oleh kondisi kualitas air yg memburuk, terutama sebagai akibat meningkatnya kadar amonia dlm air. Apabila gejala mata berkabut terjadi, makah hal yg harus dicurigai terlebih dahulu adalah kondisi air. Koreksi parameter air hingga sesuai dg keperluan ikan yg bersangkutan. Apabila gejala ini terjadi, sedangkan parameter air dlm keadaan normal, maka terdpt kemungkinan gejala tersebut disebabkan oleh hal lain.


Beberapa hal yg dpt memicu terjadinya mata berkabut adalah:
       Infeksi sekunder, menyusul terjadinya kerusakan fisik pada mata.
    Produksi lendir berlebihan, biasanya sebagai akibat reaksi terhadap infestasi protozoa parasit (penyakit selaput lendir kulit); kualitas air yg memburuk (amonia, nitrit, & nitrat); nilai pH yg tdk sesuai; keracunan (klor/kloramin); atau akibat pemberian perilakuan pengobatan yg tdk sesuai.
      Diplostomum (fluke pada mata). Dlm kasus ini bagian mata yg memutih adalah lensanya, bukan permukaan luar mata.
        Infeksti bakteri eksternal
        Kekurangan vitamin, khususnya vitamin A, B, & C. 

Gejala mata berkabut bisa juga disertai dgn Exophtahlmia (Pop Eye/Mata menonjol), malaise, atau iritasi.
Perawatan & pemulihan mata berkabut hendaknya mengacu pada penyebab yg menimbulkannya. Oleh krn itu, carilah & coba indentifikasi dg seksama kemungkinan penyebabnya sebelum melakukan tindakan pemulihan.


BUSUK MULUT
Tdk sedikit para hobiis melaporkan ikannya terserang penyakit dg tanda-tanda mulut membengkak, tdk bisa mengatup & disususl kematian dlm waktu singkat. Apabila anda mendpti ikan dlm kondisi demikian, kemungkinan besar ikan anda terserang busuk mulut.
Tanda-tanda Penyakit
Busuk mulut adalah penyakit akibat infeksi bakteri yg ditandai dg munculnya memar putih / abu-abu disekitar kepala, sirip, insang & rongga mulut. Memar tersebut kemudian akan berkembang menyerupai kapas berwarna putih kelabu, khususnya di sekitar mulut, sehingga mulut sering menjadi tdk bisa terkatup. Kehadiran benda ini tdk jarang sulit dibedakan dg serangan jamur. Oleh krn itu, untuk memastikan dg jelas diperlukan pengamatan dibawah mikroskop.
Pada serangan ringan, seperti ditunjukkan oleh adanya memar putih saja, kematian dpt terjadi setelah timbulnya kerusakan fisik yg berarti. Sedangkan dlm serangan akut & cepat, yg biasanya terjadi di dearah dg suhu udara hangat seperti di Indonesia, penyakit tersebut dpt berinkubasi kurang dari 24 jam & kematian terjadi dlm waktu 2 – 3 hari, diantaranya disertai dg rontoknya mulut. Meskpun demikian, di beberapa kasus bisa terjadi kematian tanpa disertai gejala fisik apapun, sehingga apabila dijumpai kematian mendadak pada ikan, salah satu yg perlu dicurigai adalah akibat serangan penyakit ini.

Penyebab
Busuk mulut merupakan penyakit yg disebabkan oleh bakteri flexibacter columnaris. Bakteri ni merupakan bakteri gram negatif berbentuk benang. Secara alamiah bakteri ini hidup di dlm air pada jasad-jasad organik mati, benda-banda padat, & juga pada kulit ikan sehat.
Busuk mulut biasanya akan terjadi pada suhu diatas 20° C, biasanya menyusul kejadian seperti, terluka akibat penangan ikan yg kurang memadai atau berkelahi & luka lainnya; kekurangan vitamin yg menyebabkan kulit menjadi tdk sehat sehingga mudah terinfeksi; & kondisi kualitas air yg buruk, seperti kadar ammonia tinggi, begitu pula dg nitrit & nitrat, pH tdk tepat & kadar oksigen terlarut rendah.


Pencegahan & Pengobatan
Pengobatan terhadap busuk mulut sering dilakukan sekaligus dg pengobatan terhadap serangan jamur. Hal ini dilakukan untuk lebih amannya saja, krn serangan busuk mulut sering mempunyai gejala sama dg serangan jamur. Oleh krn itu, penyakit ini sering diobati baik dg bakterida maupun fungsida sekaligus. Perendaman dg menggunakan phenoxyethanol diketahui efektif dlm mengatasi serangan busuk mulut. Apabila serangan telah mencapai bagian dlm ikan perlu diobati dg menggunakan antibitotik.
Flexibater columnaris menyukai air dg kesadahan tinggi dg pH air diatas 6. Oleh krn itu sering dianjurkan untuk mencegah serangannya dilakukan koreksi terhadap parameter terutama bagi akuarium-akurium yg mensyarakatkan parameter kesadahan & pH sama dg bakteri tersebut. Koreksi terhadap kehadiran ammonia, nitrit & nitrat & faktor lainnya akan sangat mengurangi resiko serangan busuk mulut tersebut.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa ikan yg terserang penyakit ini tetapi kemudian selamat, menunjukkan gejala munculnya kekebalan. Ikan demikian akan kebal terhadap serangan busuk mulut dikemudian hari.

BUSUK SIRIP / EKOR (Fin/Tail Rot)
Busuk sirip / ekor merupakan fenomena terjadinya proses pembusukan atau kerusakan pd sirip / ekor.  Biasanya diawali dg munculnya garis putih kelabu pada sirip yg terinfeksi, lalu dilanjutkan dg tercabik-cabiknya bagian membran halus sirip yg dimulai dari bagian tepi sirip/ekor, lalu tampak memerah & memar. Pelebaran pembuluh darah pd sirip (munculnya garis merah tegas) sering menjadi gejala awal.
Busuk sirip bisa juga disertai dg penyakit lain seperti busuk mulut & penyakit sekunder, yakni jamur. Dlm kasus ini busuk sirip disertai dg munculnya penampakan seperti kapas di bagian yg membusuk.

Penyebab
Penyakit ini banyak pemicunya. Namun demikian bakteri merupakan penyebab utamanya, seperti: aeromonas, pseudomonas, & flexibacter. Bakteri-bakteri ini secara alamiah merupakan bagian dari fauna akuatik, shg secara umum ada dlm lingkungan akuarium. Mereka menjadi patogen bila kehadirannya menjadi berlipatganda krn sesuatu hal atau mereka menjadi lebih kuat. Beberapa kondisi pemicu busuk sirip diantaranya: Melemahnya daya tahan tubuh ikan, kerusakan fisik sirip, & serangan bakteri sistemik.
Daya tahan tubuh ikan yg melemah sbg akibat memburuknya kondisi lingkungan merupakan gejala umum pemicu busuk sirip. Kondisi ini memungkinkan terjadinya serangan bakteri penyebab busuk sirip.
Sirip terluka atau rusak krn sebab fisik dpt menjadi tempat serangan bakteri busuk sirip. Kerusakan mekanik dpt terjadi seperti pada saat dijaring, berkelahi, atau bergesekan dg dekorasi  akuarium. Serangan bakteri sistemik parah sering pula disertai dg timbulnya busuk sirip atau ekor.

Pencegahan & Pengobatan
Munculnya busuk sirip atau busuk ekor selalu disertai dg gejala fisik yg mudah dikenali. Gejala ini bisa timbul beberapa hari sebelum pembusukan terjadi. Oleh krn itu hobiis akan memiliki waktu cukup untuk mengenali gejala tersebut sebelum sirip mulai membusuk.


Gambar 6. Pelebaran pembuluh darah pada sirip ekor maskoki berupa garis-garis merah darah (streaks) sebagai gejala awal finrot


Gambar 7. Streaks menghilang setelah perlakuan garam selama 3 hari, pembusukan berhenti & pinggiran terkoyak mulai pulih

Pengobatan dg perendaman menggunakan garam bagi ikan yg toleran thd garam atau dg menggunakan phenoxyethanol sering efektif dlm mengatasi infeksi bakteri & juga serangan sekunder seperti jamur. Gentian violet dpt juga digunakan terutama bila pengobatan dg bahan lain dirasakan kurang efektif.
Untuk mempercepat pemulihan sirip atau ekor yg membusuk, kondisi lingkungan yg optimum harus dijaga sebaik mungkin. Bila penyebab serangan busuk sirip ini adalah kondisi lingkungan yg buruk, maka perbaikan kondisi tersebut harus terlebih dahulu dilakukan sebelum treatmen lain dilakukan.

WHITE SPOT PADA AKUARIUM LAUT
Penyakit white spot tdk hanya "dimiliki" oleh akurium air tawar, akan tetapi juga "dimiliki" oleh akuarium laut. Berbeda halnya dg white spot pada air tawar, pada lingkungan laut white spot disebabkan oleh protozoa berbulu getar bernama Cryptocaryon irritans. Parasit ini biasanya masuk kedlm lingkungan akuarium melalui ikan-ikan yg terinfeksi atau bahan-bahan lain yg telah terkontaminasi. Penampakan penyakit ini, secara umum, mirip dg white spot pada air tawar.

Siklus Hidup
Siklus hiudp Cryptocaryon termasuk sederhana. Mahluk ini merupakan parasit sejati, artinya dia tdk akan bisa hibup apabila dlm selang waktu tertentu tdk mendptkan ikan sebagai inangnya.
Cryptocaryon hidup pada kulit & insang ikan selama 7 hari, pada suhu air 24 - 27 ° C. Fase hidup dlm tubuh ikan ini disebut sebagai trophont. Ukurannya berkisar antara 60 - 370 mikron. Setelah dewasa, parasit ini akan meninggalkan tubuh ikan & masuk dlm lingkungan air sebagai sebuah sel tunggal besar bernama tomont. Tomont akan berenang dlm air selama 12 - 18 jam. Selanjutnya membantuk kista dg dinding lengket sehingga memungkinkannya melekat pada benda-benda yg berada dlm akuarium, seperti batu karang, koram, atau kaca. Kista ini berukuran 200 - 400 mikron


Gambar 8. Siklus Hidup Cryptocoryon

Sel didlm kista kemudian membelah diri & menghasilkan 200 parasit yg disebut tomite. Proses pembelahan sel tersebut berlangsung sekitar 3 - 28 hari. Masing-masing sel hasil pembelahan ini berukuran 25 - 60 mikron. Setiap sel akan membentuk bulu getar yg selanjutnya akan menembus kulit kista & berenang dlm air. Parasit pada fase ini disebut sebagai theront. Dg ukuran sedemikian kecil theront tdk akan dpt dilihat dg mudah dg mata telanjang.
Theront hanya hidup beberapa jam saja dlm air apabila tdk mendptkan ikan sebagai inangnya. Begitu mendptkan ikan, theront dlm waktu 5 menit akan membenamkan dirinya pada kulit & insang, kemudian hidup & tumbuh disana.
Secara umum, pada temperatur air yg lebih tinggi siklus hidup Cryptocaryon akan berlangsung dlm periode lebih cepat dibandingkan bila berada pada temperatur normal.

Perlakuan
Seperti halnya pada white spot air tawar, perlakuan pada crytocaryon juga dilakukan dg tujuan utama memutus siklus hidup parasit. Pada saat berada dlm kulit ikan, Cryptocaryion akan sulit dicapai, oleh krn itu, perlakuan sering di arahkan pada fase-fase hidup mereka diluar tubuh ikan.
Pertumbuhan Cryptocaryon dlm tubuh ikan sangat bervariasi, sehingga perlakuan perlu dilakukan berulang kali untuk mangantisipasi Cryptocaryion yg masih tertinggal didlm kulit ikan selama perlakuan dilakukan. Beberapa perlakuan yg dpt dilakukan adalah:
a.       Penggantian Air:
Penggantian air akan dpt membantu menghilangkan parasit-parasit yg berada pada fase berenang. Meskipun demikian perlakuan ini saja tdk akan efektif krn parasit pada fase melekat & yg berada dlm tubuh ikan tdk akan ikut terbuang. Oleh krn itu perlakuan perlu dilakukan berulang kali yaitu dg melakukan penggantian air secara menyeluruh setiap hari, selama 3 - 4 minggu. Tdk praktis memang & diperlukan kesabaran.
b.      Filter Ultra Violet:
Parasit dpt pula dihilangkan dg malalukan air akuarium pada filter ultra violet. Parasit pada fase berenang akan dpt dimusnahkan asal dosis sinar yg diberikan memadai, yaitu 91.900 mikrowatt/detik/cm persegi. perlakuan ini efektif bila dilakukan pada periode tertentu sehingga seluruh parasit hilang.
c.       Perlakuan Kimia
Formalin dg dosis 25 ppm diketahui efektif dlm menghilangkan Cryptocaryon. Perlakuan diberikan setiap 2 hari sekali selama 2 minggu & air diganti seluruhnya diantara selang pemberian.
Tembaga (copper) merupakan perlakuan kimia yg sering dilakukan. Bahan ini dpt disiapkan dg melarutkan 1 gram tembaga sulfat (terusi) + 2 gram metil biru & 0.25 gram asam sitrat dlm 1 liter air suling. Perlakuan dilakukan dg memberikan 12.5 ml larutan tersebut untuk setiap 10 liter air. Perlakuan diulang pada hari ke 4 & ke 8 dg dosis setengahnya. Pada saat perlakuan, apabila anda menggunakan arang aktif pada filter anda maka arang tersebut harus diangkat terlebih dahulu.
Perlu diperhatikan bahwa tembaga sangat bersifat racun bagi invertebrata. Oleh krn itu, tdk dianjurkan dilakukan apabila dlm akuarium anda terdpt invertebrata. Untuk hal demikian perlakuan harus dilakukan di tempat lain


Pencegahan:
Untuk mencegah berjangkitnya white spot pada akuarium laut dpt dilakukan diantaranya adalah dg membeli ikan pada pedagang yg dpt dipercaya. Disamping itu, lakukan karantina ikan selama 2 - 3 minggu sebelum ikan-ikan baru tersebut dimasukan ke dlm akuarium utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar